Presentasi ini adalah kelanjutan dari presentasi saya sebelumnya pada bulan Oktober 2015 di Yogyakarta, dengan judul “Hotspot on BGP-VPLS Network”
- Diimplementasikan pada sebuah hotel yang muncul setelah gempa besar di Sumatera Barat pada September 2009.
- Sistem lama dibuat oleh pihak lain yang mana menggunakan share single login, sehingga kecepatan yang sama untuk semuanya (staff and tamu).
- Semua bandwidth yang tersedia habis digunakan oleh staff dan tak ada tersisa untuk tamu / guest.
- Managemen hotel memutuskan untuk membuat perbedaan kecepatan berdasarkan :
– Jabatan / posisi pada hotel
– Tipe kamar tamu
- Konfigurasi yang sama pada presentasi ini berjalan di atas network BGP-VPLS di tempat pelanggan.
- Konfigurasi pada presentasi ini adalah rekonstruksi pada router lab: RB952Ui-5ac2nD.
- Beberapa data (usermanager) dicopy dari router pelanggan (hotel).
Skenario
Pengguna / user terbagi atas 2 kelompok :
- Back Office, dikontrol oleh HRD. terdiri dari : hotel, management dan staff
- Front Office, dikontrol oleh Reception. terdiri dari : single, superior, deluxe, suite, family, meeting dan voucher.
Kesimpulan
- Mikrotik dengan RouterOS mengatur hotspot, mangle danQos (Queue Tree).
- Radius (User Manager) mengatur management user dan pengelompokannya.
- Pengaturan kelompok user pada hotspot berada pada menu Hotspot – User Profile.
- Pengaturan kelompok user pada user manager berada pada Profile.
- Limitation pada User Manager merupakan penghubung kelompok user antara Mikrotik (RouterOS) dengan Radius (User Manager).
- Profile-Limitation adalah link / penghubung antara Profile dan Limitation.
- Back office (office) memiliki Full rights untuk login internal hotel; pemilik, management and staff.
- Front office (f0) memiliki Read-Write rights untuk seluruh login tamu hotel, tapi tidak memiliki kuasa untuk menghapus.
- Admin punya satu tugas baru; menghapus login yang tidak terpakai yang pernah dibuat oleh front office (f0) dan dibandingkan dengan data daftar tamu hotel.